Sabtu, 07 Maret 2015

Air Mata Seorang Ibu



AIR MATA SEORANG IBU

Suatu ketika seorang anak bertanya kepada ibunya, “Ibu, mengapa ibu menangis ?”
Sang Ibu menjawab “Ibu menangis karena Ibu adalah seorang perempuan, nak”
“saya tak mengerti Ibu” ucap sang anak. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat dan berkata “Nak, kau memang tak akan mengerti...”
Kemudian si anak bertanya kepada ayahnya. “Ayah, mengapa Ibu menangis ? Ibu menangis tanpa sebab yang jelas,”
Sang Ayah pun menjawab “semua perempuan memang sering menangis tanpa alasan.”
Si anak tumbuh besar dan menjadi remaja, dan dia tetap terus bertanya-tanya, MENGAPA PEREMPUAN MENANGIS ??
Hingga pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya pada Tuhan, “Ya Allah, mengapa perempuan mudah menangis ?”
Dan di dalam mimpinya tersebut ia merasa seolah mendengar jawabannya :
“Saat Ku ciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Ku ciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.”
“Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan bayi dalam rahimnya, walau kerap berulang kali menerima cerca dari si bayi itu apabila ia telah tumbuh dewasa.”
“Kuberikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah saat semua orang sudah berputus asa.”
“Kuberikan kesabaran jiwa untuk merawat keluarganya walau dia sendiri letih, walau sakit, walau penat, tanpa berkeluh kesah.”
“Kuberikan wanita perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya dalam kondisi dan situasi apa pun. Walau acap kali anak-anaknya itu melukai perasaan dan hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada anak-anak yang mengantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.”
“Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya melalui masa-masa sulit dan menjadi pelindung baginya. Sebab bukannya tulang rusuk yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak.”
“Kuberikan kepadanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau seringkali pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami agar tetap berdiri sejajar, saling melengkapi dan saling menyayangi.”
“Dan akhirnya kuberikan ia air mata, agar ia dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus kepada wanita, agar ia dapat menggunakan air mata itu kapan pun ia inginkan. Air mata ini adalah bukan kelemahan seorang wanita, karena sebenarnya air mata ini adalah air mata kehidupan.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar