Senin, 17 November 2014

FUNGSI GURU DALAM PENDIDIKAN IDEALISME



PGSD 3A/26


FUNGSI GURU DALAM PENDIDIKAN IDEALISME
Idealisme berasal dari bahasa inggris yaitu idealism. Idealisme adalah suatu aliran yang menyatakan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami kaitannya dengan jiwa dan ruh. Istilah idealisme diambil dari kata idea yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Idealisme mempunyai argumen epistimologis tersendiri. Oleh karena itu, tokoh-tokoh yang mengajarkan bahwa materi tergantung pada spirit tidak disebut idealis karena mereka tidak menggunakan argumet epistimologi yang digunakan oleh idealisme. Dibawah ini merupakan pengertian idealisme :
1.      Untuk menyatakan eksistensi realitas, tergantung pada suatu pikiran dan aktivitas-aktivitas pikiran.
2.      Realitas dijelaskan berkenaan dengan gejala-gejala psikis seperti pikiran-pikiran, diri,roh,ide-ide,pikiran mutlak, dan lain sebagainya dan bukan berkenaan dengan materi.
3.      Seluruh realitas sangat bersifat mental(spiritual, psikis). Materi dalam bentuk fisik tidak ada.        
            Idealisme juga didefinisikan sebagai suatu ajaran, faham atau aliran yang menganggap bahwa realitas ini terdiri atas ruh-ruh (sukma) atau jiwa, ide-ide dan pikiran atau yang sejenis dengan itu. Aliran ini merupakan aliran yang sangat peting dalam perkembangan sejarah pemikiran manusia. Mula-mula dalam filsafat barat kita temui dalam bentuk ajaran yang murni dari Plato, yang menyatakan bahwa alam idea itu merupakan kenataan yang sebenarnya. Adapun alam nyata yang menempati ruang ini hanyalah berupa bayangan saja dari alam idea itu.
            Idelisme diambil dari kata “idea” yang bermakna sesuatu yang nadhir dalam jiwa. Aliran iniberanggapan bahwa hakikat kenyataan yang beraneka ragam itu semua berasal dari ruh yaitu sesuatu yang tidak berbentuk atau menempati sebuah ruang. Idelisme merupakan salah satu aliran filsafat tradisional yang paling tua. Aliran idealism ini merupakan aliran filsafat yang mengagungkan jiwa. Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak diantara gambaran asli (cita) dengan bayangan dunia yang ditangkap dengan panca indera. Pertemuan antra jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea.
Aliran idealisme dalam pendidikan menekankan pada upaya pengembangan bakat dan kemampuan peserta didik sebagai aktualisasi potensi yang dimilikinya. Untuk mencapainya diperlukan pendidikan  yang berorientasi pada penggalian potensi dengan memadukan kurikulum pendidikan umum dan pendidikan praktis. Kegiatan belajar terpusat pada peserta didik yang dikondisikan oleh tenaga pendidik. Tenaga pendidik diharapkan mampu mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan dan memunculkan bakat yang ada dalam dirinya.
Dalam hubungannya dengan pendidikan, idealisme memberikan sumbangan yang besar terhadap teori perkembangan pendidikan, khususnya filsafat pendidikan. Filsafat idealisme diturunkan dari filsafat metafisik yang menekankan pertumbuhan rohani. Kaum idealis percaya bahwa anak merupakan bagian dari alam spiritual, yang memiliki pembawaan spiritual sesuai potensialitasnya. Oleh karena itu, pendidikan harus mengajarkan hubungan antara anak dengan bagian alam spiritual. Pendidikan harus menekankan kesesuian batin antara anak dan alam semesta. Pendidikan merupakan pertumbuhan ke arah tujuan pribadi manusia yang ideal. Pendidik yang idealisme mewujudkan sedapat mungkin watak yang terbaik. Pendidik harus memandang anak sebagai tujuan, bukan sebagai alat. Pendidikan yang diajarkan kepada peserta didik harus sesuai dengan potensi yang dimilikinya tidak boleh keluar dari koridor batas-batas potensi yang dimiliki oleh peserta didik.

Guru yang menganut paham idealisme biasanya berkeyakinan bahwa spiritual merupakan suatu kenyataan, mereka tidak melihat murid sebagai apa adanya, tanpa adanya spiritual. Selain itu pula, Para pendidik yang idealis lebih menyukai bentuk-bentuk kurikulum subject-matter, yang menghubungkan ide-ide dengan konsep dan sebaliknya, konsep dengan ide-ide.
Guru dalam sistem pengajaran yang menganut aliran idealisme berfungsi sebagai:
1) guru adalah personifikasi dari kenyataan si anak didik;
2) guru harus seorang spesialis dalam suatu ilmu pengetahuan daripada siswa;
3) Guru haruslah menguasai teknik mengajar secara baik;
4) Guru haruslah menjadi pribadi terbaik, sehingga disegani oleh para murid;
5) Guru menjadi teman dari para muridnya;
(6) Guru harus menjadi pribadi yang mampu membangkitkan gairah murid untuk belajar;
7) Guru harus bisa menjadi idola para siswa;
(8) Guru harus rajin beribadah, sehingga menjadi insan kamil yang bisa menjadi teladan para siswanya;
 (9) Guru harus menjadi pribadi yang komunikatif;
10) Guru harus mampu mengapresiasi terhadap subjek yang menjadi bahan ajar yang diajarkannya;
(11) Tidak hanya murid, guru pun harus ikut belajar sebagaimana para siswa belajar
(12) Guru harus merasa bahagia jika anak muridnya berhasil;                      
(13) Guru haruslah bersikap demokratis dan mengembangkan demokrasi;
(14) Guru harus mampu belajar, bagaimana pun keadaannya. Selain itu, jika ditinjau dari kedudukan peserta didik, dalam aliran idealisme siswa bebas mengembangkan kepribadian dan kemampuan dasarnya atau bakatnya.
Guru harus memiliki semua kriteria diatas yang telah disebutkan tadi. Karena dengan adanya acuan yang telah disebutkan diatas, guru mampu mengajar peserta didik dengan baik dan benar.
Menurut para filsuf idealisme, pendidikan bertujuan untuk membantu perkembangan pikiran dan diri pribadi (self) siswa. Mengingat bakat manusia berbeda-beda maka pendidikan yang diberikan kepada setiap orang harus sesuai dengan bakatnya masing-masing. Karena Tuhan memberikan kemampuan yang berbeda- beda kepada setiap makhluknya. Dan dengan kemampun yang telah diberikan itu, seharusnya kita dapat menyadari dan mensyukurinya serta menjalankannya dengan sebaik-baiknya.
Sejak idealisme sebagai paham filsafat pendidikan menjadi keyakinan bahwa realitas adalah pribadi, maka mulai saat itu dipahami tentang perlunya pengajaran secara individual. Pola pendidikan yang diajarkan fisafat idealisme berpusat dari diri sendiri. Pengajaran tidak sepenuhnya berpusat dari anak, atau materi pelajaran, juga bukan masyarakat, melainkan berpusat pada idealisme. Maka, tujuan pendidikan menurut paham idealisme terbagai atas tiga hal, tujuan untuk individual, tujuan untuk masyarakat, dan campuran antara keduanya.
1)      Pendidikan idealisme untuk individual antara lain bertujuan agar anak didik bisa menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis dan penuh warna, hidup bahagia, mampu menahan berbagai tekanan hidup, dan pada akhirnya diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik.
2)      Pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan sesama manusia. Karena dalam spirit persaudaraan terkandung suatu pendekatan seseorang kepada yang lain. Seseorang tidak sekadar menuntuk hak pribadinya, namun hubungan manusia yang satu dengan yang lainnya terbingkai dalam hubungan kemanusiaan yang saling penuh pengertian dan rasa saling menyayangi. Sedangkan tujuan secara sintesis dimaksudkan sebagai gabungan antara tujuan individual dengan sosial sekaligus, yang juga terekspresikan dalam kehidupan yang berkaitan dengan Tuhan
Ideaisme sangat concern tentang keberadaan sekolah. Aliran inilah satu-satunya yang melakukan oposisi secara fundamental terhadap naturalisme. Pendidikan harus terus eksis sebagai lembaga untuk proses pemasyarakatan manusia sebagai kebutuhan spiritual, dan tidak sekadar kebutuhan alam semata. Gerakan filsafat idealisme pada abad ke-19 secara khusus mengajarkan tentang kebudayaan manusia dan lembaga kemanusiaan sebagai ekspresi realitas spiritual
Bagi aliran idealisme, anak didik merupakan seorang pribadi tersendiri, sebagai makhluk spiritual. Mereka yang menganut paham idealisme senantiasa memperlihatkan bahwa apa yang mereka lakukan merupakan ekspresi dari keyakinannya, sebagai pusat utama pengalaman pribadinya sebagai makhluk spiritual. Tentu saja, model pemikiran filsafat idealisme ini dapat dengan mudah ditransfer ke dalam sistem pengajaran dalam kelas. Guru yang menganut paham idealisme biasanya berkeyakinan bahwa spiritual merupakan suatu kenyataan, mereka tidak melihat murid sebagai apa adanya, tanpa adanya spiritual. Sejak inilah paham filsafat pendidikan menjadi keyakinan bahwa realitas adalah pribadi, maka mulai saat itu dipahami tentang perlunya pengajaran secara individual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar