ALAM
PIKIRAN DAN KENYATAAN
Neo-Kantianisme
Hampir
semua orang ahli filsafat dewasa ini sependapat bahwa filsafat bersifat agak
membenci idealisme, jadi mengandung tanda- tanda anti idealisme. Idealisme
merupakan keyakinan yang umum, sesuatu pendirian yang prinsipil yang dapat
diungkapkan dengan bermacam-macam cara.
Hakikat
kenyataan bersifat rohani, bahwa selain dari dunia-dunia peristiwa-peristiwa
yang berlangsung dalam waktu atau dunia nyata tidak terikat pada waktu, bahwa
bukanlah zat yang pertama dan yang terakhir, melainkan roh, bahwa orang tak
akan dapat menentukan apa yang disebut kenyataan dengan tidak disuruh tentukan
oleh akal pikiran. Idealisme bukanlah merupakan system ajaran yang tetap dan
tertentu. Segala system idealism timbulnya dari suatu posisi yang prinsipil
dari manusia yang berfikir berhubung dengan dirinya sendiri dan dengan
kenyataan di sekitarnya.
Kaum
idealis seperti Plato membagi kenyataan dalam bagian (dualis) dan membuat
pemisahan prinsipil antara dunia peristiwa-peristiwa yang berlangsung dalam
ruang dan waktu, dan dunia cita (ide) yang abadi. Hegel juga mengakui bahwa
semuanya merupakan cita itu tidak akan bias terlaksana diseberang sana dari
dunia pengalaman, melainkan justru adalah di dalamnya.
Pengetahuan
keilmuan itu tidak bersangkutan dengan dunia bayangan, melainkan dengan dunia
peristiwa-peristiwa. Pengetahuan itu hanya menjelma karena peristiwa-peristiwa
itu diatur oleh roh yang maha kuasa, karena roh tersebut mengadakan sintesisi,
sifat berarturan, pertalian dalam ketentuan-ketentuan yang kacau balau, yang
sampai kepada kita dari dunia luar dengan melalui pancaindera.
Filsafat
dewasa ini memperlihatkan ketidaksukaan terhadap idealisme, dalam bentuk apapun
juga. Dan filsafat abad 20 juga sadar bahwa ia berlainan dengan filsafat abad
19. Abad-abad itu dalam kehidupan fikiran dan perasaan manusia sering kali
mempunayi peranan sebagai kebesaran-kebesaran yang nyata ada, sebagai
kekuasaan-kekuasaan yang kongkrit, hampir-hampir sebagai individu yang mengenal
maisng-masing sebagai saudara atau berlawanan satu sama lain.
Seorang
manusia tidaklah mempunyai hanya satu sifat/watak, tetapi watak tersebut
dibentuk dari sifat-sifat yang beragam. Idealisme mempunyai peranan yang
tertentu dalam abad 19, bahwa idealism merupakan suatu kekuatan rohani yang
ikut memberi bentuk kepada abad itu.
Filsafat
abad 20 bukanlah berhubungan dengan nama Hegel, melainkan dnegan Kant. Oleh
karena itu disebut Neo-Kantianisme. Suatu filsafat berhubungan dengan suatu
tempat dimana ia tinggal.
Manusia
Barat lebih intensif dan lebih menurut metode melakukan penyalidikan tentang
apa yang ada di sekitarnya, yaitu kenyataan yang terpapar, dari pada kanyataan
(sejarah dan kultur dala pengertian umum) yang diadakannya sendiri dan selalu
berubah ubah.
Di
Barat, orang seolah-olah memuja dan menyembah ilmu kealaman. Hanya metodenya
lah yang berlaku sebagai metode keilmuan yang sebenarnya, yang tetap dan tidak
berubah-ubah. Segala peristiwa bukan hanya dalam alam melainkan juga dalam
sejarah dan dalam masyarakat (pergaulan-hidup) berlangsung menurut hukum-hukum
yang tetap, maka kenyataan itu tidaklah dapat membawa kita kepada hal-hal yang
tak terduga sehingga dapat kita perhitungkan bagaimana jalannya peristiwa
tersebut untuk selanjutnya. Pengeahuan adalah kuasa, dan mengetahui adalah
melihat ke depan. Dan filsafat harus selalu berjalan ke depan.
Ilmu
menjadi objek bagi renungan filsafat. Ilmu- ilmu itu bersifat naïf, artinya
ilmu-ilmu itu sendiri tidak memeriksa dirinya sendiri dan sendi-dasar tempat
mereka berdiri dengan tinjauan kritik. Tapi filsafat tidak pula bermaksud
hendak menunjukan bahwa ilmu-ilmu itu sama sekali tidak mempunyai dasar,
melainkan bahwa dasar itu oleh ilmu-ilmu itu sendir tidak dijelaskan atau tidak
dinyatakan, sehingga ilmu itu tidak boleh dikatakan tidak sadar akan adanya
dasar tersebut.
Kaum
Neokantian menganggap bahwa diri mereka sebagai orang-orang yang melanjutkan
Kant, sebagai ahli warisnya dan sebagai pengoreksi terhadap Kant. Seperti
diketahui Kant mempunyai pendirian bahwa dunia benda-benda itu sendiri tidak
dapat tercapai oleh pengetahuan teori. Lapangan yang dimasuki ilmu adalah
lapangan yang terbatas, yaitu berupa keseluruhan dari peristiwa-peristiwa.
Neo-Kantianisme
terbagi menjadi dua aliran utama. Yang pertama yaitu yang dinamakan orang
sebagai mazhab Marburg(menurut kota universitas Marburg di Jerman) dan mazhab
Baden atau mazhab Jerman Barat Jaya. Neo-Kantianisme adalah filsafat akademi
sejati, alian besar terakhir yang menguasai pengajaran filsafat pada perguruan
tinggi besar.
a. Mazhab
Marburg
Tokoh yang paling berkusa dari
aliran ini adalah Herman Cohen
(1842-1918), Paul Natorp (1854-1924),
dan Ernst Cassier (1874-1945).
Filsafat mereka pada dasarnya berorientasi pada ilmu-ilmu kealaman matematika.
Ilmu-ilmu ini mewakili dari perkembangan puncak dari cita-cita pengetahuan,
yang mencekamkan pengaruhnya dengan hebat pada peradaban barat abad-abad
terakhir ini. Berpikir adalah menetapkan, mendeterminasikan, juga pengamatan
berdasarkan penetapan oleh pikiran.
b. Mazhab
Baden
Suatu contoh dari filsafat ilmu
yang dipelajari menurut metode, tidaklah tertuju untuk mempelajari sendi-sendi
dari ilmu kealaman, melainkan pertama sekali tertuju untuk mempelajari
dasar-dasar ilmu-ilmu kebudayaan. Selanjutnya mazhab tersebut menaruh nilai-nilai
dipusat perhatian dan menghubungkannya erat dengan ilmu-ilmu yang
diselidikinya. Penganut mazhab Baden merupakan kaum idealis. Mereka anti
metafisika dalam arti kata yang lama dan anti psychology sebagai alat untuk
menolong menyelesaikan tentang pengetahuan.
Pengaruh yang besar dari mazhab Baden
adalah berkat prestasi-prestasinya dalam lapangan dan teori
ilmu-ilmu.Windleband pada tahun 1894 telah mengucapkan sebuah pidato yang
menjadi mahsyur tentang “sejarah dan ilmu kealaman”. Didalamnya diberikan pembagian
ilmu-ilmu dan dibaginya dalam dua gugusan utama. Ada ilmu-ilmu yang bertujuan
membuat hokum-hukum umum (Nomotetis). Dan ilmu-ilmu yang melukiskan
peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian antara individu yang satu dengan
individu yang lain yang tidak pernah terulang lagi.
Alam
adalah kenyataan empiri (ditentukan dalam pengalaman) ditinjau dari sudut
pandang yang umum, dari sudut perhubungan atau pertalian yang umum yang dapat
dinyatakan dalam pengertian-pengertian yang umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar